Skip to main content

S. Korea, Indonesia Join to Produce Armored Vehicles


By JUNG SUNG-KI, SE

South Korea’s rolling stock maker Rotem will transfer technology to Indonesia to help the Southeast Asian nation develop wheeled armored fighting vehicles, the Defense Acquisition Program Administration (DAPA) announced Dec. 13.

Representatives from Rotem, a unit of Hyundai Motor, and Indonesia’s PT.PINDAD signed a memorandum of understanding (MoU) on the joint development and production of six-wheel-drive armored vehicles during aceremony at DAPA’s headquarters in central Seoul.

“We believe this MoU will pave the way for the future export of South Korea’s armored vehicle technology to foreign countries, particularly Asian and Middle Eastern nations,” said Cmdr. Park Sung-soo, a public affairs officer for DAPA.

Indonesia plans to equip its military with about 400 advanced armored combat Vehicles, Park said.

The MoU with Indonesia is Rotem’s second contract on the transfer of technology abroad, following a contract in June with Turkey over the XK2 Black Panther main battle tank.

Jakarta is considered Seoul’s key arms trade partner. South Korea sold seven KT-1 Woongbi basic trainers and spare parts to Indonesia in 2003 under a $60 million contract, which made the country one of the few aircraft exporters in the world.

In 2006, Indonesia purchased 12 more KT-1s. The country is also a potential buyer of South Korea’s indigenous submarines.

In a move to boost bilateral cooperation in the defense industry, South Korean President Roh Moo-hyun and his Indonesian counterpart, Susilo Bambang Yodhoyono, issued a joint declaration on “strategic partnership relationship” during a summit in December 2006.

The two leaders agreed to improve cooperation on defense-related technology transfer and joint development.

The Rotem-PT.PINDAD contract was reached during a joint defense committee between South Korea and Indonesia in Seoul in August, DAPA officials said.

Comments

Popular posts from this blog

Menguatkan Jurnalisme sebagai Percakapan Publik

Empat tahun sudah berlalu sejak polemik soal senjakala jurnalisme meramaikan lini masa kita. Ketika itu, banyak orang yang bekerja di media maupun yang mengamati dari luar media, riuh rendah memperdebatkan masa depan jurnalisme ketika semakin banyak orang meninggalkan media konvensional dan beralih ke platform digital. Rasanya sudah saatnya menengok kembali polemik lama itu dan mengukur sejauhmana kedua kubu, yang pro maupun kontra pada prediksi senjakala, berhasil meramalkan apa yang kini terjadi.  Ikhtiar ini menurut saya penting karena pada hari pertama di tahun baru 2021 ini, Koran Tempo dan Majalah Tempo berbahasa Inggris, resmi beralih ke platform digital. Kedua penerbitan ini tak lagi bisa ditemukan dalam format cetak. Kita ingat, pada 2016, Koran Tempo edisi Minggu juga beralih ke versi digital. Itu salahsatu yang memicu perdebatan soal masa depan jurnalisme.  Banyak yang sudah terjadi setelah empat tahun, dan buat saya banyak yang membesarkan hati. Media digital kini ...

Senjakala atau Kebangkitan Jurnalisme di Era Digital?

Rasanya tidak berlebihan kalau saya mengatakan hampir semua jurnalis di Indonesia beberapa hari terakhir ini mengikuti dengan intens perdebatan di media sosial soal media cetak versus media digital. Perdebatan ini dimulai ketika wartawan senior Harian Kompas, Bre Redana menulis catatan berjudul "Inikah Senjakala Kami..." di Kompas edisi 28 Desember 2015. Artikel Bre langsung jadi viral di media digital, disebarkan di semua whatsapp group jurnalisme dan jadi perbincangan hangat. Selang sehari, muncul banyak artikel tanggapan, dan yang paling sering dikutip adalah tulisan Bayu Galih, wartawan Viva.co.id, yang berjudul "Kami tak pernah cengeng dan bilang ini senjakala kami." Ulasan lebih lengkap soal polemik ini dirangkum dengan baik di artikel ini. Perdebatan soal masa depan jurnalisme dan media ini jelas amat menarik dan penting. Terlebih momentumnya memang tepat. Sepanjang 2015, sejumlah koran cetak memutuskan tutup dan beralih ke digital. Dua yang paling b...

Pekerjaan Lelaki dan Perempuan Jakarta